Alat, bahan, Teknik dan Konsep Pembuatan keramik
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
- Tanah liat (Clay ) Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite, Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak), Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
- Pasir Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu banyak silikat dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
- Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik, dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar. Bahan lainnya yaitu :
- Kaolin Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah. Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya rendah, Titik leburnya 1700oC-1785oC, Dalam keadaan kering berwarna putih, Memberi warna putih pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna putih.
- Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik pengarah benang adalah : Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik, Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk menguap sewaktu proses pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat pada barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu dibakar, dan Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi
Macam-macam alat untuk membentuk keramik, yaitu;
- Kayu bulat/penggiling berguna untuk membuat lempengan.
- Meja putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau silinder.
- Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik yang masih basah dari meja putar.
- Cetakan biasanya terbuat dari gips. bentuknya persis seperti model yang akan kita buat.
- Butsir berguna untuk membantu pembentukan tanah liat.
- Pisau pahat berguna untuk membuat dekorasi pada keramik.
- Sudip berguna untuk membuat hiasan saat tembikar masih basah.
- Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik berglasir.
Alat-alat Pembuatan Keramik |
- Pijit tanah dengan ibu jari
- Tekan tanah kemudian diputar
- Bentuk leher dengan ibu jari
- Membuat tutup dengan cara yang sama
- Mengukur tutup dengan badan
- Buat pilinan di atas meja
- Buat lempengan lingkaran sebagai alas
- Lilitkan pilinan di atas lempengan Rapikan menggunakan butsir
- Selesaikan bentuk dengan pilinan
- Gulung lempengan dengan cetakan silinder.
- Potong kelebihan tanah menggunakan butsir.
- Ratakan tanah dan beri alas lingkaran.
- Satukan 3 sisi lempengan dengan lem tanah.
- Tambahkan sisi lainnya dan satukan dengan cara yang sama.
- Menggunakan butsir rapikan bentuk persegi dengan hati-hati
- Tekan tanah ke dalam cetakan gips.
- Angkat tanah hasil cetakan menggunakan tanah.
- Rapikan bentuk menggunakan tusuk gigi. Tuang tanah cair ke dalam cetakan.
- Diamkan beberapa menit, lalu tuang sisa tanah cair dari cetakan.
- Balik cetakan untuk membersihkan sisa tanah cair.
- Buang sisa tanah yang tidak perlu.
- Copot cetakan dari tanah. Rapikan benda hasil cetakan dengan butsir.
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 –100 mesh.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Penggunaan kata should dan ought to
Rumus atau bentuk kalimat nya adalah :
Kalimat positif (Positive sentence)
1. She should spend more time on his English (Dia seharusnya menghabiskan waktu lebih untuk bahasa inggrisnya)
2. You should ask permission before doing it (Kamu seharusnya meminta izin sebelum mengerjakannya)
3. Your young sister should go to the doctor at once (Adik perempuan mu harus pergi ke dokter saat ini )
4. We ought to write a letter to him (Kita seharusnya menulis surat untuknya)
5. The students ought to pay attention to what the teacher says (Murid – murid seharusnya memperhatikan apa yang dikatakan oleh guru)
6. We should not make so much noise (Kita tidak seharusnya membuat keributan)
7. Rudi should not smoke so much (Rudi seharusnya tidak merokok)
8. Susi ought not to work so hard (Susi seharusnya tidak bekerja terlalu keras)
9. You ought not to spend so much money on clothes (Kamu seharusnya tidak menghabiskan banyak uang untuk pakaian)
11. Should we write the exercise in inx ?
– Yes, we should
– No, we should not
12. Should we speak to them in english?
– Yes, we should
– No, we should not
13. Should he go to the beach with us?
– Yes, he should
– No, he shouldn’t
14. Should they pay more attention to the grammar rules ?
– Yes, they should
– No, they should not
Rumus atau bentuk kalimat nya adalah :
Contoh dalam kalimat :
1. He should have studied more before his examination (Dia Seharusnya sudah banyak belajar sebelum ujian)
2. They should have prepared her lesson carefully (Mereka seharusnya sudah menyiapkan pelajarannya dengan hati- hati)
3. My old brother ought to have sent the letter by airmail (Kakak lelaki saya seharusnya telah mengirim surat lewat pos)
1. Kami seharusnya sudah menelpon Andri tadi malam
2. Dia searusnya tidak menghabiskan banyak waktu untuk ini
Artikel from english pro, kelas toefl online
Makalah Pembuatan Gula Tebu
A vs AN
A vs An
“A” dan “an” digunakan untuk menunjukkan bahwa noun (kata benda) yang dimaksud jumlahnya satu. Kedua bentuk ini letaknya sebelum noun.
Berikut di bawah ini adalah contoh penggunaan “a” dan “an”:
1. “She has a pencil.”
[Dia mempunyai sebuah pensil]
2. “I live in an apartment.”
[Aku tinggal di sebuah apartemen]
3. “My father has a small house.”
[Papa saya mempunyai sebuah rumah kecil]
4. “Liam Gallagher bought a newspaper.”
[Liam Gallagher membeli sebuah Koran]
Kita menggunakan “a” untuk noun yang berawalan huruf konsonan, sedangkan “an” digunakan untuk noun yang berawalan huruf vokal. Pada kalimat 2, ditunjukkan bahwa noun-nya berawalan huruf vokal. Untuk memberi keterangan bahwa jumlah noun tersebut hanya satu, maka sebelum kata “apartment” perlu diletakkan “an”. Berbeda dengan contoh kalimat 1, 3, dan 4, yang noun-nya berawalan huruf konsonan. Untuk memberi penjelasan bahwa jumlah bendanya hanya satu, maka sebelum kata “pencil”, “small house”, dan “newspaper” perlu diletakkan “a”.
Tapi, penggunaan “a” dan “an” mempunyai pengecualian nih untuk beberapa noun yang berawalan U, H, dan benerapa huruf lain seperti S. Berikut di bawah ini adalah beberapa poin-poin yang perlu kamu perhatikan:
* “A” digunakan kalo noun yang berawalan U dibacanya “yu”. Misalnya adalah “university”. Cara baca kata “university” adalah yu-ni-ver-si-ti. Meskipun “university” diawali huruf vokal, kita mesti menggunakan “a” bukan “an” di depannya karena cara bacanya “yu”. Contoh lain noun seperti itu misalnya “unit” dan “usual event”.
* “An” digunakan kalo H tidak dibaca pada noun yang berawalan H. Misalnya adalah “hour”. Cara baca kata “hour” adalah a-wer. Jadi, meskipun “hour” bukan diawali oleh huruf vokal, tapi kita tetap menggunakan “an”. Contoh kata benda lain seperti ini misalnya “honor”, “honest person”, dll.
* "An" juga digunakan untuk menjelaskan satu SMS, yaitu an SMS, karena SMS sendiri dibaca 'es-em-es", jadi walaupun diawali huruf konsonan, namun pelafalan seperti diawali huruf vocal, maka daripada itu harus menggunakan "an"
Ada yang punya contoh kata lain yang diawali huruf konsonan namun tetap menggunakan 'an'?
Semoga bermanfaat!
Learning English, Learning Practice.