Alat, bahan, Teknik dan Konsep Pembuatan keramik
Selamat malam sahabat Termodinamika Kehidupan..
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini
berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan
ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat
keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya
terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling
beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan
dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian
sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk
yang kurang baik juga.
A. Bahan dan Alat Pembuatan Keramik
1. Bahan
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
- Tanah liat (Clay ) Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite, Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak), Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
- Pasir Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu banyak silikat dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
- Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik, dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar. Bahan lainnya yaitu :
- Kaolin Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah. Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya rendah, Titik leburnya 1700oC-1785oC, Dalam keadaan kering berwarna putih, Memberi warna putih pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna putih.
- Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik pengarah benang adalah : Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik, Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk menguap sewaktu proses pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat pada barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu dibakar, dan Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi
2. Alat
Macam-macam alat untuk membentuk keramik, yaitu;
B. Teknik dalam Pembuatan Kerajinan Keramik
Macam-macam alat untuk membentuk keramik, yaitu;
- Kayu bulat/penggiling berguna untuk membuat lempengan.
- Meja putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau silinder.
- Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik yang masih basah dari meja putar.
- Cetakan biasanya terbuat dari gips. bentuknya persis seperti model yang akan kita buat.
- Butsir berguna untuk membantu pembentukan tanah liat.
- Pisau pahat berguna untuk membuat dekorasi pada keramik.
- Sudip berguna untuk membuat hiasan saat tembikar masih basah.
- Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik berglasir.
Alat-alat Pembuatan Keramik |
1. Teknik Pijit Tekan
Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik
secara manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi
bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Cara
membuat keramik dengan teknik pijit tekan antara lain sebagai berikut.
- Pijit tanah dengan ibu jari
- Tekan tanah kemudian diputar
- Bentuk leher dengan ibu jari
- Membuat tutup dengan cara yang sama
- Mengukur tutup dengan badan
Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara
manual caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah. Cara
membuat keramik dengan teknik pilin antara lain sebagai berikut.
- Buat pilinan di atas meja
- Buat lempengan lingkaran sebagai alas
- Lilitkan pilinan di atas lempengan Rapikan menggunakan butsir
- Selesaikan bentuk dengan pilinan
3. Teknik Lempengan
Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara
manual dengan membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan
untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi atau silinder. Cara
membuat keramik dengan teknik lempengan bentuk persegi antara lain
sebagai berikut.
- Gulung lempengan dengan cetakan silinder.
- Potong kelebihan tanah menggunakan butsir.
- Ratakan tanah dan beri alas lingkaran.
- Satukan 3 sisi lempengan dengan lem tanah.
- Tambahkan sisi lainnya dan satukan dengan cara yang sama.
- Menggunakan butsir rapikan bentuk persegi dengan hati-hati
4. Teknik Cetak
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk
memproduksi produk kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu
relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak
meliputi: cetak padat dengan teknik press (tekan) dan cetak basah atau
cair dengan teknik cor.
- Tekan tanah ke dalam cetakan gips.
- Angkat tanah hasil cetakan menggunakan tanah.
- Rapikan bentuk menggunakan tusuk gigi. Tuang tanah cair ke dalam cetakan.
- Diamkan beberapa menit, lalu tuang sisa tanah cair dari cetakan.
- Balik cetakan untuk membersihkan sisa tanah cair.
- Buang sisa tanah yang tidak perlu.
- Copot cetakan dari tanah. Rapikan benda hasil cetakan dengan butsir.
C. Tahapan Pembuatan Keramik
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 –100 mesh.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 –100 mesh.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Sumber :
http://ngangsukawruhya.blogspot.co.id/2015/02/teknik-pembuatan-keramik.html?m=1
Post a Comment